Rabu, 27 Februari 2019

Rambut ala Runway Model dengan TRESemme Keratin Smooth


Beberapa minggu yang lalu, saya berkesempatan untuk mencoba produk terbaru dari TRESemme, berkolaborasi dengan Glitzmedia.co yaitu TRESemme Keratin Smooth. Perawatan rambut dari TRESemme ini terdiri dari 2 produk yaitu shampoo dan conditioner. Produk TRESemme yang dikemas dalam 2 warna khas, dengan bentuk botol yang berbeda dari produk hair treatment lainnya yaitu botol merah 170ml untuk shampoo dan botol putih 170ml untuk conditioner, membuat produk ini terlihat elegan, catchy, dan ergonomis.
TRESemme Keratin Smooth ini memberikan 5 manfaat yang dapat saya rasakan yaitu rambut menjadi berkilau, lembut, mudah diatur, tidak kering, dan tidak kusut. Penggunaan conditioner setelah keramas menggunakan shampoo TRESemme Keratin Smooth membuat kelima 5 manfaat tersebut lebih terasa. Manfaat tersebut tidak terlalu saya rasakan pada saat menggunakan shampoo terdahulu. Setelah 2 minggu menggunkan TRESemme Keratin Smooth Shampoo dan Conditioner, rambut saya menjadi tidak terlalu kusut, lebih lembut, lebih  berkilau, tidak kering, dan lebih harum. Harumnya bahkan dapat bertahan hingga 2 hari setelah menggunakan shampoo dan conditionernya. Kandungan keratin pada shampoo TRESemme inilah yang memberikan hasil rambut yang lebih lembut dan berkilau.
Aroma shampoo TREsemme Keratin Smooth membuat saya seakan melakukan hair treatment di salon. Wangi aromanya yang mewah dan conditioner yang bertekstur lembut dijamin membuat rambut penggunanya akan semakin halus dan harum. Bahan formulasi khusus yang dimiliki TREsemme Keratin Smooth dapat menjadikan rambut saya memiliki rambut yang indah seperti model Runway. Kini, saya dapat memperoleh dan melakukan hair treatment ala salon dan model Runway dengan mudah setiap harinya di rumah dengan produk TRESemme Keratin Smooth.

#TRESemmexGlitmediaco
#TRESemme
#TRESemmeKeratinSmooth
#RunwayReadyHair
#CherryPick
#EveryoneDeserveACherry

Jumat, 07 Desember 2018

Survivor Dissociative Identity Disorder, Anastasia Wella : "Perlakukan Kami dengan Normal"


        6 Desember 2018, Komunitas Movie On Campus Fakultas Pendidikan Psikologi UNJ mengadakan acara nonton bersama film mengenai salah satu gangguan psikologis bertemakan Dissociative Identity Disorder yaitu Sybl. Kemudian acaranya berlanjut ke acara talkshow bersama survivor dari Dissociative Identity Disorder (DID) yaitu mba Anastasia Wella. Acara ini berlangsung di aula lantai 2 gedung Pascasarjana UNJ. Sebelum talkshow dimulai, dosen dari Psikologi UNJ, Ibu Irma Rosalinda, M.Psi, menjelaskan secara garis besar pengertian dari Dissociative Identity Disorder, faktor-faktor penyebab, mitos dan fakta seputar  DID. Faktor-faktor yang dapat menjadi pencetus gangguan psikologis ini adalah adanya tindakan abusive (bahkan torture) yang dialami oleh individu di masa lalu atau masa kecilnya. Pengalaman tersebut didorong ke alam bawah sadarnya (direpress) karena individu tersebut tidak bisa menghadapai permasalahan tersebut sendiri sehingga dia memunculkan sosok lain yang dia anggap lebih kuat dibanding dirinya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sosok lain itulah yang berkembang menjadi kepribadian baru dalam diri seorang individu. Ibu Irma juga menganalogikan kepribadian seseorang itu seperti gelas kaca. Masalah dianalogikan sebagai air panas. Bagi orang normal, apabila dia diberikan masalah dan dapat mengataasinya dengan baik, maka kepribadiannya tetaplah utuh. Diibaratkan gelas kaca yang tetap kuat jika dituangkan air panas ke dalamnya. Sedangkan bagi individu yang memiliki indikasi untuk memiliki DID, apabila diberikan masalah, maka pertahanan dirinya akan terpecah menjadi sosok-sosok lain yang dianggapnya lebih kuat untuk menghadapi masalah itu sehingga sosok-sosok itulah yang memecah kepribadiannya menjadi beberapa kepribadian yang berbeda. Diibaratkan gelas kaca yang retak bahkan pecah ketika dituangkan air panas ke dalamnya.
           Dalam kasus gangguan Dissociative Identity Disorder, tujuan dari terapi yang dijalani oleh pengidapnya adalah bukan untuk sembuh, lebih tepatnya adalah untuk mengintegrasikan seluruh pecahan-pecahan kepribadiannya menjadi satu kepribadian utuh. Lalu, kepribadiannya yang utuh itulah yang nantinya diajarkan untuk menghadapi suatu permasalahan, bukan pecahan dari kepribadiannya yang mengatasi masalah itu. Setelah bu Irma menjelaskan mengenai DID, talkshow bersama mba Wella pun dimulai. Mba Wella bercerita bahwa gejala Dissociative Identity Disorder mulai dia alami ketika dia berumur 11 tahun, namun saat itu dia masih belum tahu apa nama gangguan tersebut.
          Saat itu yang dia rasakan adalah rasa cemas, takut, dan panic yang berlebihan. Selain itu, dia mengalami hilang ingatan sehingga beliau merasa banyak kegiatan yang terlewati olehnya namun dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi selama dia melewati momen-momen itu. Perubahan fisik pun juga dialaminya, akibat cemas, takut, dan rasa panik yang berlebihan, tekanan darahnya menjadi tidak stabil. Akibat gejala fisik yang dialaminya, pihak keluarganya membawanaya ke dokter dan dia diagnosa mengalami penyakit lambung karena rasa cemasnya tersebut. Lalu, untuk mengecek ketidakstabilan tekanan darahnya, dia dibawa ke dokter ahli jantung namun dokter mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Lalu, ada saudaranya yang menyarankan membawa ke “orang pintar.” Mba wella sudah diruqyah sebanyak 3x bahkan dia pun juga sudah menjalani exorcist (semacam ruqyah dalam agama kristiani) dan hasilnya nihil.

         Setelah proses tersebut, salah saudaranya menyarankan kepada keluarganya agar mba Wella diperiksa oleh psikiater atau psikolog karena dia merasa mba Wella itu memiliki kecenderungan gila. Mba Wella pertama kali memeriksakan diri ke psikolog dan psikiater di salah satu rumah sakit di Surabaya. Hasil diagnosanya adalah dia mengalami gangguan mood bipolar. Diagnosa di tempat lain pun dilakukannya dan menunjukkan hasil bahwa dia mengalami panic attack karena rasa panik yang berlebihan. Namun, setelah medapatkan diagnose yang berbeda-beda, ternyata mba Wella tidak merasa lebih baik dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan memeriksakan dirinya kesana. Ketika tiba di Jakarta, dia memeriksakan dirinya di RSCM dengan 4 orang psikolog dan psikiater. Sebenarnya, ada salah satu kunci utama akhirnya dia dapat didiagnosa mengalami DID. Mba Wella menyatakan bahwa dia buth waktu yang lama untuk mengungkapkan bahwa dia juga mengalami kehilangan ingatan pada momen-momen di hidupnya dan ketika dia menjelaskannya pada tim psikiater dan psikolog RSCM, ditambah dengan pertimbangan lebih lanjut, akhirnya mba wella didiagnosa mengalami DID.
            Baginya, memiliki kepribadian yang beragam itu sangat merepotkan. Mba Wella menceritakan bahwa terrnyata dirinya juga memiliki kartu tanda pengenal yang berbeda-beda dan dia pun tidak ingat bahwa dia juga telah pindah ke rumah baru. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang identitasnya berbeda namun foto yang digunakan benar-benar sama persis foto dirinya adalah hal yang menyulitkan baginya. Sulitnya lagi ketika sistem KTP diubah menjadi e-KTP, jelasnya. Selain tidak diakui menjadi warga penduduk di daerah manapun karena dianggap sebagai data penduduk yang tidak valid, dia juga tidak bisa mendaftarkan dirinya menjadi anggota BPJS Kesehatan. Namun dengan dukungan teman-teman, orang-orang terdekatnya, dan pasangannya, Mba Wella merasa jauh lebih baik. Bahkan tahun ini, dia telah resmi dipersunting oleh pasangannya dan telah bekerja di sebuah perusahaan. Pasangannya, yang kini menjadi suaminya, merupakan salah satu orang terpenting dalam membantu Mba Wella berjuang melawan gangguan DID ini. Bahkan suaminya pun telah dilatih oleh psikolog dan psikiater untuk menjadi konselor karena nantinya dia akan menjadi orang pertama yang mampu memberikan pertolongan pertama untuk Mba Wella. Mba Wella mengikuti beberapa terapi yaitu hipnoterapi, terapi obat untuk menstabilkan moodnya, dan psikoterapi. Menurutnya, psikoterapi adalah terapi yang paling menyakitkan karena dia harus menghadapi trauma-trauma masa lalunya dan harus dia selesaikan sendiri. Dalam proses psikoterapi, dia menjelaskan bahwa psikolog melakukan perbincangan seperti biasa layakanya klien dengan psikolog namun pertanyaan yang diajukan seputar hal-hal yang menjadi trigger di masa lalunya dan Mba Wella diminta untuk memberikan jawaban sedetil mungkin sampai Mba Wella merasa bahwa hal yang traumatis itu menjadi hal yang biasa baginya. Dibantu dengan psikolog dan psikiater, dari tahun 2013 hingga saat ini Mba Wella masih menjalani psikoterapi dan terapi lainnya. Selain itu, terapi yang dia jalani adalah art therapy, yaitu ketika dia memiliki suatu pikiran atau ide yang sulit dia ungkapkan dengan kata-kata maka dia tuangkan pemikirannya ke dalam sebuah lukisan.
            Saat ini, Mba Wella menjadi salah satu founder komunitas Raise Up Community yang memiliki tujuan untuk mewadahi individu yang memiliki gangguan psikologis seperti dirinya maupun yang mengalami gangguan psikologis lainnya. Raise Up Community didirikannya bersama ketiga temannya yang menjadi survivor bipolar, PTSD, dan korban pemerkosaan. Kegiatan yang dilakukan di dalam komunitas tersebut adalah kegiatan teurapeutik yang terdiri dari 10-15 orang dalam 1 kelompok tiap 1x pertemuan yang dipandu juga oleh seorang psikolog dan melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dalam sebuah supporting group. Selain itu, komunitasnya juga melakukan psikoedukasi bersama para caregiver yang terdiri dari mahasiswa fakultas psikologi dan fakultas kedokteran dari berbagai universitas. Melalui komunitas ini juga, Mba Wella berharap masyarakat juga dapat lebih aware mengenai isu kesehatan mental.
              Mba Wella berpesan di akhir talkshow untuk masayarakat dan orang-orang yang memiliki saudara atau teman yang memiliki gangguan psikologis sepertinya. Dia berpesan bahwa perlakukanlah kami dengan normal dan kami hanya ingin didengarkan. Orang-orang dengan gangguan psikologis hanya butuh didengarkan, kami tidak perlu dikasihani ataupun diberikan nasihat. Jika kalian juga sedang berjuang seperti saya, ayo semangat.. Kalian pasti bisa dan jangan menyerah, katanya dengan semangat. Kalian tidak boleh kalah dengan gangguan ini, tetapi pengganggu ini yang harus kita lawan dan kendalikan. Acara talkshow pun berakhir pukul 4 sore. Acara ditutup dengan pemberian sertifikat dan plakat kepada Mba Wella oleh perwakilan Fakultas Pendidikan Psikologi UNJ serta foto bersama Mba Wella dan komunitas Movie On Campus



   

Selasa, 04 Desember 2018

2018 Highlight : Great Moment with Great People


September, tanggal 25, tahun ini, akhirnya aku dapat mencapai ke fase ini. Fase ini adalah salah satu yang paling diidam-idamkan para mahasiswa dimanapun, ya, fase wisuda. Momen ini adalah momen yang paling (keluarga)ku tunggu-tunggu, hmm ya, ini hanya selebrasi saja menurutku. Bukan maksudku sombong ya, disini aku mencoba realistis. Kenapa aku bilang begitu? Ya karena momen yang paling kutunggu-tunggu dan sangat ingin aku akhiri adalah fase dimana aku bisa menyelesaikan skripsiku. Bagiku, fase sidang skripsi dan fase revisi skripsi final adalah fase-fase yang krusial dalam hidupku. Ya gimana engga? Kalau gak lolos sidang skripsi, gimana aku mau ke tahap wisuda tapi aku bisa ikut fase revisi, tapi… fase revisi skripsi dari awal kalau begitu ceritanya. Harus kuakui, selama proses pengerjaan skripsiku ini, fase ini adalah fase untuk bertahan hidup. Haha well, mungkin menurut kalian aku berlebihan menyebutnya begitu, tapi fakta yang kutemukan seperti itu. Aku bisa melihat dinamika diriku bahkan teman-temanku. Ada yang sangat ambisius ingin cepat menyelesaikan skripsi, ada yang santai tapi tetap teratur ritme pengerjaan, ada yang mahasiswanya rajin tetapi dosennya cukup sulit untuk diajak berdiskusi (maklum, mereka juga punya kesibukan ngajar dan penelitian) dan ada yang sebaliknya, mahasiswanya ilang-ilangan pas dosen nyariin. Bahkan, ada juga beberapa temanku yang harus menunda skripsinya karena ada beberapa alasan tertentu. Kalau aku termasuk tipe yang pertama, tetapi versi ekstrim (mungkin haha).
Uniknya bimbingan skripsi di kampusku, satu orang dosen dapat membimbing lebih dari 1 orang  mahasiswa, bahkan bisa dibilang 1 dosen dapat membimbing 1 tim bimbingan skripsi yang memiliki tema utama yang sama. Jadi, aku mendapatkan dosen pembimbing yang dikenal oleh masyarakat kampusku (well, bisa dibilang oleh para mahasiswa/i-nya deh), adalah dosen yang paling disiplin, tegas, dan sangat behavioral-based. Sebut saja Ibu X. Jadi, sistem bimbingan skripsi dengan beliau pada awalnya sangat terjadwal. Setiap seminggu sekali harus bimbingan dan kami harus memberikan progress tiap minggunya. Oh ya, 1 tim bimbingan skripsiku ada 10 orang yang berasal dari 3 kelas yang berbeda, dan otomatis dong cara kami berpikir dan bertindak berbeda-beda daaan tentunya perlakuan beliau pun juga disesuaikan dengan tindakan yang kami berikan. Banyak ups and downs-nya lah pas ngerjain skripsi tuh dan aku bersyukur banget bisa mencapai tahap ini.
Aku mau sharing salah satu moment paling bahagia lewat tulisan ini, I believe I can’t pass through this moment just by myself. I’m so grateful having this supportive people around me. Dari keluargaku, sahabat-sahabatku, temen-temen kuliah & temen-temen satu bimbingan, dan semua orang yang mungkin ga ada di frame ini tapi udah ngebantu aku banget kaya bapak Agus yang punya fotokopian di kober, tempat fotokopi kuisioner paling murah dah emang wkwk… sama bang zaky, yang punya tempat fotokopian deket kampus yang super duper gercep tapi teliti kalo direpotin soal perskripsian haha..
Orang-orang yang berjasa dalam perjuangan skripsiku ini, first of all, bukannya mau narsis ya.. but i wanna thank myself (wuahaha kaya videonya snoop dog pas dapet hall of fame), but seriously, if i weren't here, i couldn't make this all happen. Well, tbh, i was a little depressed at that time, but fortunately i could fight it without any medication, just do the best what i can do and tell people how you really feel at that time. Of course, keluargaku juga berperan penting disini. Here are them :)
             Next, here are my bestfriend in my college.. Mereka yang paling bisa ngertiin gue walaupun gue emang jarang ngomong ke mereka tentang apa gue alamin, tapi kalo sekalinya curhat mereka bisa bikin lega banget. Pokoknya terima kasih buat Sabilul, Avi, Ratih yang selalu ada buat gue.. maaf banget kalo gue belom jadi sahabat yang sempurna atau jadi sahabat yang kalian idam-idamkan, but i am still trying to be the best for myself and for you girls!! see you on top dan jangan pernah lost contact yaa :)
Ga lupa juga sama mereka, sahabat-sahabat gue dari SMA & SMP. Well, i introduce you my bestfriend since JHS, Adhi.  I can't describe him more, tapi ada satu kata yang cocok buat ngungkapin dia, setia. Mau lagi seburuk apapun gue, sedesperate apapun gue, dia siap  dengerin cerita gue. Sempet lost contact buat beberapa bulan karena hapenya ilang & dia juga lagi sibuk sama TA nya waktu itu, but i'm so glad reconnecting with him back. Pas tau waktu wisuda gue selesai lebih cepet dari waktunya, dia rela naik gojek dari depok sampe jiexpo, gilasih itu cape dan jaauhh banget.. All i can say is just thank you & stay loyal with people you love :)

              Daaann ini juga sahabatku dari SMA, Oka & Rio. Kalo sama Oka udah kenal pas awal SMA, kalo sama Rio baru kenal sebentar karena dia temennya Oka sama Roro (sahabat SMA ku juga) tapi walaupun baru kenal sebentar, gue tau & yakin Rio orangnya baik banget. Sampe rela ikutan juga dateng ke wisuda gue aja udah seneng bangett.. Makasih juga buat Oka yang sampe relain "libur sebentar" dari tugas jaganya di klinik buat dateng ke wisuda gue. Oiya, ada juga, temennya Rio, si Ucul a.k.a Syamsul, si bapak yang sibuk ini sampe rela naik bis terus naik gojek buat ke wisudaan gue.. So many thanks to you guys!!




         
Terima kasih juga buat sahabatku dari SMP, Jihan. Walaupun gabisa dateng karena lagi ada kerjaan, tapi dia pagi-pagi udah nyempetin waktu buat dandanin aku. Sebelum subuh, udah standby alat perangnya dia, maksudnya perlengkapan make-upnyaa... Makasih udah bantuin selama pengerjaan skripsiku, nyari-nyariin responden, sempet nangis di rumahnya karena aku udah burnout banget waktu itu, pokoknya makasihh bangett :) BTW, ini hasil makeupnya.. kalian bisa cek hasil-hasil makeupnya di Instagram : @muabyjihan dan @jihanpitaloka




            Ga lupa juga makasih buat Nova, temenku dari Psikologi Yarsi yang ketemunya coincidence banget.. pas dia lagi bagiin kuisioner di UI, aku jadi respondennya.. eeh ternyata bisa kontak-kontakan sampe sekarang...
              Nah kalo yang ini, cewe-cewe kuatku yang nemenin selama perjuangan skripsi.. temen-temen shaykuu.. thanks for all the moments we've shared, laughs, knowledges, hal-hal receh & many happy momentsnya.. don't forget to be happy & see you on top!! Aku sengaja upload foto kita pas lagi yudisium karena ini versi lengkap banget... jujur, kita langka banget foto bareng kaya gini lho


          Also thanks for the place i've improved myself in, Badan Perwakilan Mahasiswa FPPSI UNJ. Thanks a lot :)

          Pokoknya makasih banyak buat semuanya... Buat kalian yang baca ini dan masih berjuang buat skripsi kalian, percaya, satu-satunya cara biar kelar itu cuma dikerjain yang bener ditambah doa. Karena banyak hal yang gak terduga di fase ini, tapi jangan takut, kalo mindset kalian udah kuat buat nyelesain skripsi kalian, gue yakin bakalan selesai. Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai :) kalo kalian lelah, kalian boleh kok istirahat dulu sebentar.. sesekali nyampein keluh kesah kalian ke orang yang kalian percaya, luangin waktu sama inner circle kalian, atau ngelakuian kegiatan apapun yang bikin mood kalian balik lagi, dijamin itu bakal ningkatin kinerja kalian buat ngerjain skripsi. Mau sekecil atau sebesar apapun progressnya, yang penting tiap hari kalian bisa berporgress tiap harinya. Kalian mau ngeluh cape atau apapun, boleh banget, ngeluh sama ortu, sama sahabat, or di sosmed ya gapapa asalkan tetep sopan dan emosi kalian bisa tersalurkan dengan baik.. tapi jangan nyerah ya :) inget lho, masa depan ada di tangan kalian dan banyak orang yang kalian sayangi berharap sama kelulusanmu lhoo.. jadi tetep semangat dan bismillah ya :)

#ngeluhbolehnyerahjangan




Kamis, 29 November 2018

Sentuhan Rahasia Kecantikan Ala Jepang untuk Kulitmu




Kali ini aku mau review produk terbarunya Vaseline yaitu Vaseline Japan-Inspired Limited Edition Body Lotion. Well, produk yang aku pakai kali ini adalah yang Camellia Extract. Aku sudah coba lotionnya sekitar seminggu.. You wanna know more about this limited edition body lotion?? So without further do, let's read below!!

Vaseline merupakan salah satu produk kecantikan ternama yang telah lama menjadi expert di bidang perawatan kulit. Saat ini, Vaseline mengeluarkan produk terbarunya yaitu Vaseline Japan Inspired Limited Edition Body Lotion. Produk body lotion ini mengandung bahan-bahan rahasia kecantikan para wanita Jepang, yaitu terdiri dari ekstrak Bunga Camellia, ekstrak jeruk Yuzu, dan ekstrak cedarwood Hiba. Ketiga bahan rahasia tersebut dikemas dalam 3 kemasan botol dengan warna dan khasiat yang berbeda-beda. Body lotion dengan ekstrak bunga camellia dikemas dalam kemasan botol berwarna pink pastel bermanfaat untuk membantu mencerahkan kulit. Ekstrak buah Yuzu yang dikemas dalam kemasan botol berwarna kuning cocok bagi yang menginginkan kulit selalu terlihat fresh. Lalu ekstrak Hiba dalam kemasan botol berwarna hijau memiliki manfaat untuk menghaluskan kulit.

https://youtu.be/RRbIERez1tk
Vaseline Japan Inspired Limited Edition Body Lotion ini dapat digunakan setelah mandi dan ketika Anda hendak melakukan aktivitas di luar ruangan karena body lotion ini memiliki manfaat untuk menjaga kelembabapan kulit selama 24 jam sehingga kulit tidak mudah kering. Selain itu,  Vaseline Body Lotion Japan Limited Edition ini mengandung Vaseline Jelly yang terkandung di dalam Vaseline Petroleum Jelly sehingga kelembaban kulit Anda akan ekstra terjaga.
Packaging dari produk ini cukup travel-friendly dan memiliki tampilan kemasan yang eye-catching dengan tulisan huruf hiragana dan gambar bunga-bunga Camelia yang indah. Selain itu, sticker bertuliskan “Japan-Inspired Limited Edition” pada bagian depan botol membuat produk ini terlihat lebih eksklusif & you'll be lucky if you have this limited product. Body lotion yang dikemas dalam botol berukuran 200 ml ini memiliki tekstur yang lembut dan masing-masing variant memiliki aroma yang khas. Bagi Anda pecinta aroma floral dan menyukai hal-hal yang feminine, Vaseline Body Lotion with Camellia Extract cocok untuk kepribadian Anda.  
Anda tidak perlu khawatir kulit Anda akan menjadi lengket ketika memakai body lotion, karena Vaseline Body Lotion Japan Limited Edition ini mengandung komposisi khusus yang membuatnya cepat menyerap ke dalam kulit dan tidak lengket di kulit. Anda dapat langsung mengaplikasikan body lotion ini dalam waktu yang singkat tanpa harus menunggu lotionnya kering. Anda akan dapat beraktivitas dengan percaya diri ditemani dengan kulit yang lembab dan harum selama 24 jam dengan Vaseline Japan Inspired Limited Edition Body Lotion.
Bagi kalian yang mau juga merasakan produk limited ini, kalian bisa beli di official online shopnya Unilever di Shopee, harganya cukup terjangkau menurutku and grab it fast!  because it's limited edition, you know :) so happy trying folks! :)

P.S. : Jangan lupa yaa baca dan bantu share artikelku juga di https://glitzmedia.co/cherrypick/review/vaseline-japan-inspired-limited-edition-body-lotion/review/zOrd

Please give a like & subscribe on my Youtube Channel :) thank youu

#VaselinexGlitzmediaco
#Vaseline
#CherryPick
#EveryoneDeservesACherry
#VaselineJapanLimitedEdition


Kamis, 15 September 2016

Kontribusi yang Akan Saya Berikan untuk Indonesia

Saya Tiara Trisna Putri, lahir 19 tahun yang lalu di Jakarta pada tanggal 22 Maret. Saya seorang mahasiswi psikologi semester 5 di Universitas Negeri Jakarta. Saya adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Saya tinggal di Depok, Jawa Barat, sejak saya lahir. Hobi saya adalah menonton film, menulis, membaca novel, dan mendengarkan musik. Saya cukup mudah bergaul dan beradaptasi di tempat yang baru karena saya memiliki tujuan jika saya berada di tempat baru, saya sebisa mungkin perlu bergaul dengan orang baru untuk memperluas jaringan pertemanan saya.
Sejak SMA, saya memiliki cita-cita ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan di bidang yang berhubungan dengan manusia dan kesehatan. Saya memiliki dua opsi antara memilih melanjutkan ke fakultas kedokteran atau psikologi. Saya telah melalui berbagai macam ujian masuk perguruan tinggi. Saya mengikuti ujian masuk PTN sebanyak enam kali namun belum membuahkan hasil. Karena Allah memiliki pilihan yang lebih baik, Alhamdulillah akhirnya saya memilih jurusan Psikologi UNJ dan lulus dalam ujian mandiri UNJ (Penmaba) dan itu merupakan ujian masuk PTN yang ketujuh dan terakhir yang saya ikuti. Saya memilih jurusan psikologi karena psikologi sangat berkaitan erat dengan bidang kesehatan dan manusia. Selain itu, saya juga dapat mempelajari bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga berminat mempelajari psikologi karena nantinya saya dapat membantu orang-orang di sekitar saya untuk menemukan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan dengan diri sendiri maupun di dalam kehidupan mereka.   
Kakak pertama saya, Kartika Trisna Putri, seorang mahasiswi jurusan meteorologi tingkat akhir di ITB dan sekarang beliau sudah lulus dan sedang mencari mencari pekerjaan. Kakak kedua saya bernama Gilang Trisna Kusuma, seorang mahasiswa teknik lingkungan di ITB dan sedang melanjutkan S2 di ITB dengan bidang yang sama karena mendapatkan beasiswa. Saya mempunyai adik yang masih duduk di SMPN 2 Depok kelas 9. Saya sangat membutuhkan beasiswa dari dalam maupun luar kampus untuk membayar biaya selama saya kuliah di UNJ karena keterbatasan kondisi ekonomi keluarga dan jumlah tanggungan di dalam keluarga yang cukup banyak dan membutuhkan biaya yang banyak juga. Ayah saya dulu adalah seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan asing di Jakarta, namun pada akhir tahun 2007 beliau terkena PHK sehingga dari akhir tahun 2007 hingga sekarang beliau menjadi seorang wiraswasta berpenghasilan sekitar 1.500.000-2.000.000/bulan. Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Ibu saya membantu perekonomian keluarga dengan cara berjualan pakaian dan kue. Saya dan saudara saya juga ikut membantunya berjualan baju di kampus dengan cara dari mulut ke mulut dan berjualan kue ketika ada acara pengumpulan dan untuk event tertentu di kampus. Saya juga berusaha membantu perekonomian keluarga dengan berjualan pulsa. Penghasilan yang ibu saya dan saya dapatkan tidak menentu setiap bulannnya karena itu tergantung terhadap jumlah pembeli dan barang terjual. Saya sangat bersyukur karena memperoleh IP 3,84 di semester 1, 3,76 di semester 2, 3,89 di semester 3, dan 3,82 di semester 4. Saya berharap dengan IP tersebut  dapat mempermudah saya memperoleh beasiswa dari dalam maupun luar kampus agar saya dapat menjalani masa studi di UNJ dengan lancar tanpa terhambat dengan masalah biaya perkuliahan.  
Saya mempunyai target untuk mengambil peminatan Psikologi Industri dan Organisasi dan jika saya lulus kuliah tepat waktu, saya akan melanjutkan untuk mencari pekerjaan sebagai seorang HRD di perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia. Saya juga akan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S2 untuk mengambil profesi psikologi agar saya bisa membuka praktek sebagai seorang psikolog dan nantinya saya dapat menolong masyarakat yang memiliki permasalahan psikologis dengan kemampuan yang saya miliki. Saya akan menolong orang-orang di sekitar saya, seperti tetangga atau saudara saya yang memilik permasalahan psikologis dengan ilmu yang sudah saya pelajari selama kuliah. Jika saya sudah bisa membuka praktek sebagai seorang psikolog, saya nantinya juga akan bergabung di Komnas Perlindungan Anak sebagai seorang psikolog anak karena saya sangat prihatin dengan kasus-kasus yang menimpa anak-anak di Indonesia dan anak-anaklah yang menjadi korban dari berbagai kasus seperti KDRT, perdagangan manusia, dan yang paling sering adalah sebagai korban dari sexual abuse yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Trauma yang mendalam tentunya akan dialami oleh anak-anak yang menjadi korban dari kasus-kasus tersebut dan saya mempunyai target untuk memberikan treatment yang tepat kepada anak-anak tersebut sehingga nantinya mereka dapat bertumbuh dan berkembang secara normal kembali. Dalam hal ini, saya ingin mengembangkan treatment play therapy untuk memulihkan kondisi anak-anak yang pernah mengalami sexual abuse karena di Indonesia sendiri, pemanfaatan play therapy untuk penyembuhan trauma pada anak masih belum terlalu diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, jika saya sudah menjadi seorang psikolog yang ahli dan memiliki lisensi untuk membuka jasa konsultasi di bidang psikologi, saya nantinya juga akan lebih fokus ke bidang parenting, karena menurut saya pengaruh kedua orangtua dan lingkungan keluarga sangat penting untuk perkembangan anak nantinya. Jika anak-anak di Indonesia dapat berkembang dengan baik, mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki raga dan mental yang sehat dan nantinya mereka bisa merubah Indonesia menjadi Negara yang lebih baik dan lebih maju lagi.     

Sabtu, 16 Januari 2016

Harapan dan Keberanian, Penyembuh Terbaik untuk Diri



Disini aku mencoba membagikan kisah inspiratif yang ada di dalam I Am Hope The Movie. Aku mendapatkan informasi mengenai film ini dari Uplek.com. Film ini berceritakan tentang perjuangan seorang gadis berusia 23 tahun bernama Mia, yang memiliki sebuah cita-cita yaitu membuat sebuah pertunjukkan teater hasil karyanya sendiri. Namun, ternyata perjuangan Mia dalam mewujudkan karyanya itu harus lebih ekstra lagi karena dia juga harus berjuang melawan penyakit kanker yang diidapnya, yang juga membuat ibu kandungnya meninggal dunia. Selain itu, Mia juga harus bisa bertahan hidup dengan kondisi ekonomi keluarganya yang kembali merosot karena biaya hidupnya telah habis terpakai untuk membiayai pengobatan ibunya dahulu. Mia terus memperjuangkan pertunjukkan teaternya agar bisa terlaksana dan tetap melawan kankernya berkat dukungan dari perempuan bernuansa pelangi, yang terus setia dan bersikap positif disampingnya. Ketika Mia sedang menjalani kemoterapinya, dia menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah Production House dan ingin menemui seorang produser Rama Sastra. Awalnya, Mia sempat kecewa karena tidak berhasil menemui sang produser, namun ketika dia bertemu dengan seorang aktor bernama David, usaha Mia dalam memperjuangkan pertunjukkan teaternya akhirnya terwujud juga.
Mia tetap tegar berjuang menguatkan hatinya untuk menghadapi beberapa proses kemoterapi, sampai hampir seluruh energi yang telah ia persiapkan untuk membuat pertunjukan habis terpakai. Perempuan bernuansa pelangi yang selalu menemani Mia pun berkata untuk selalu melihat dan menggengam Gelang Harapan yang ia gunakan jika Mia merasa takut dan teruslah berjuang, berani menghadapi apa yang sedang dia alami saat ini, dan berharap keajaiban akan datang. Ayah Mia yang awalnya sempat putus asa dan menyuruh Mia mengurungkan niatnya untuk melaksanakan pertunjukkan teater, akhirnya juga tak luput memberikan dukungan kepada Mia agar dapat bertahan hidup dan mengalahkan penyakit kankernya. Dia percaya bahwa Mia adalah anak yang kuat, pemberani, dan optimis.

Untuk lebih tahu mengenai film I Am Hope The Movie, klik disini :
Trailer I am Hope The Movie : https://goo.gl/YuDXtB (Embedded Youtube)
Sambil terus menjalani pengobatan untuk menyembuhkan kankernya, Mia juga terus memantau persiapan pertunjukkan teater perdananya. Walaupun saat itu, Mia tidak bisa bergerak bebas karena harus didorong kursi roda oleh ayah tercinta, Mia tetap yakin pertunjukkan teaternya akan berhasil. Teater yang Mia buat bercerita tentang pentingnya memiliki harapan dan impian dalam hidup ini dan hal itu perlu diwujudkan menjadi nyata. Karena naskah yang dibuat Mia cukup menarik dan dengan dibantu oleh David yang seorang aktor dan produser Rama Sastra, mereka berhasil mengajak beberapa artis terkenal dan pemain teater profesional turut serta dalam pertunjukkan teater Mia sebagai pemain teater Mia. Mia semakin senang karena antusiasme masyarakat terhadap pertunjukkan teaternya sangat tinggi dan hal itu juga membuat pengobatan kankernya makin berjalan lancar. Kondisi kesehatan Mia semakin baik hari demi hari. Karena pertunjukkan teaternya bagus, Mia juga makin disibukkan dengan jadwal promosi, interview, dan press conference tentang pertunjukkan teaternya di berbagai daerah Indonesia. Bahkan teaternya juga mulai dikenal hingga luar negeri dan banyak pemain teater professional dari dalam maupun luar negeri mengapresiasi karyanya. Walaupun disibukkan dengan banyak kegiatan, kondisi Mia pun malah semakin membaik dan dia bahkan tidak merasa bahwa dia adalah penderita kanker. Perempuan bernuansa pelangi seolah-olah merupakan gambaran positif dari diri Mia yang membuatnya dia bertahan hingga sesukses sekarang. Mia akhirnya pun survive dari penyakit kankernya.
David, yang dari awal membantu Mia mewujudkan cita-citanya sekaligus mendukung Mia, ternyata juga menaruh hati kepada Mia dari awal pertemuan mereka. David kagum akan kegigihan Mia dalam mewujudkan cita-citanya dan usahanya dalam melawan penyakit kankernya. David dan Mia akhirnya menjalin cinta dan menjadi sepasang kekasih. Karena ayah Mia telah mengenal David dari awal perjuangan Mia hingga sekarang, ayah Mia mengizinkan David untuk menikahi Mia. Dan akhirnya David dan Mia menikah dan menjalani hidup yang bahagia. David dan Mia yang memiliki ketertarikan yang sama, yaitu pada dunia perfilman, akhirnya fokus dan bekerja sama membuat film berdasarkan kisah nyata yang dialami Mia.             
            Semua masalah yang kita hadapi itu memang dapat menyakitkan kita, baik secara fisik maupun mental. Namun, jika kita memiliki keberanian untuk meenghadapi dan mengatasinya semaksimal mungkin serta memiliki harapan bahwa kita dapat menyelesaikan dan terbebas dari masalah yang kita hadapi, ditambah dengan berpikir dan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, masalah-masalah yang kita hadapai akan terasa ringan dan mudah kita lalui. Selain itu, semua itu juga akan berhasil jika kita memulainya dari diri sendiri, karena penyembuh terbaik dari segala masalah adalah harapan dan keberanian dari dalam diri kita.
Jadi, mari kita saksikan I Am Hope The Movie di bioskop kesayangan Anda pada 18 Februari 2016! Selain bisa mendapatkan pesan moral yang inspiratif, kita juga bisa membantu saudara-saudara kita para penderita kanker dengan membeli tiket menonton dan sebuah gelang yang dibuat dari sisa kain designer senior kebanggaan Indonesia, Ghea Panggabean yaitu Kain Pelangi Jumputan, dan Pelangi adalag simbol dari Harapan. Terciptalah Gelang Harapan #BraceletofHOPE yang kemudian menjadi suatu ‘Harapan Besar’ dan Kenyataan karena energi positif dan sambutan dari semua relawan dan ‘Warriors of Hope'(Pejuang Harapan). Gerakkan @gelangharapan berkomitmen untuk terus menyebarkan “Harapan”, berawal khususnya kepada pejuang kanker dan keluarganya, dan di tahun-tahun mendatang “Harapan” di segala aspek dalam Kehidupan.
 “PRE SALE @IAmHopeTheMovie akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan @GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk Dari #BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film akan disumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami membangun rumah singgah .

Rambut ala Runway Model dengan TRESemme Keratin Smooth

Beberapa minggu yang lalu, saya berkesempatan untuk mencoba produk terbaru dari TRESemme, berkolaborasi dengan  Glitzmedia.co  yaitu  TRES...